"Solusi Ampuh Problematika Hati"

Pengantar

Tentang hati; Hati merupakan pemimpin seluruh anggota badan manusia; kalau ia baik, maka seluruh anggota badan akan baik, tetapi jika ia rusak, maka akan rusak pula seluruh anggota badan.
Kemudia yang dimaksud dengan hati di sini bukan hati dalam bentuk fisik yang sebenarnya. Tetapi adalah apa saja yang mengenai perasaan, kepekaan dan obsesi-obsesi manusia, baik itu rasa cinta, benci, itsar, hasad, kesahajaan dan perasaan sombong, kekuatan dan kelemahan, iman dan kekufuran, keteguhan dan kegoncangan, keyakinan dan keraguan, rasa ridha dan marah, terang dan gelapnya hati dan sebagainya.
Setiap tubuh manusia pasti akan mengalami sehat, sakit dan selanjutnya pasti akan mati, maka hatipun juga bisa sehat, sakit bahkan terkadang akan bisa mati. Dan hati dari tinjauan ini, layak untuk dapat perhatian khusus daripada anggota badan yang lain.
Maka tidak salah kalau pengobatan hati di sini lebih penting daripada pengobatan fisik, sesuai dengan apa yang pernah dikatakan oleh Imam Abu Hamid al-Ghozali dalam Muqaddimah kitab Ihya' Ulumuddin, "Buah dari ilmu adalah terobatinya hati dan ruh yang akan menghantarkan kepada sebuah kehidupan yang abadi, maka dibandingkan obat seperti ini, di manakah posisi pengobatan fisik semata yang mau tidak mau pasti akan menghadapi kerusakan dalam waktu yang tidak lama." (Ihya' Ulumuddin (1/6) cet. Daarusy Syi'b Mesir) Semoga hati kita senantiasa mendapatkan tambahan dengan kemurahan, keutamaan dan kebaikan dari Allah SWT.  Aamiin Allahumma Aamiin

Indikasi sakitnya hati beserta terapinya

Penyakit hati ini merupakan kerusakan yang terjadi pada hati yang merusak cara pandang serta iradahnya. Rusaknya cara pandang adalah dengan munculnya syubhat-syubhat yang selalu mendatanginya sehingga ia tidak mampu lagi mengenali kebenaran, atau melihat tetapi bukan yang sebenarnya. Sedangkan rusaknya iradah adalah disaat ia tidak menyukai kebenaran yang itu bermanfaat dan justru menyukai kebathilan yang sebenarnya malah membahayakan dirinya. Oleh karena itu, kalimat 'al-Maradh (yang bermakna penyakit) kadang ditafsirkan dengan keraguanbdan kebingungan. Sebagaimana penafsiran Mujahid dan Qatadah ketika menafsirkan Firman Allah SWT :
في قلو بهم مرض
"Dalam hati mereka ada penyakit, ..." (QS. Al-Baqarah : 10)

Penyakit yang disebutkan ialah keraguan. Terkadang juga ditafsirkan dengan syahwat untuk berzina sebagaimana tafsiran dari firman Allah SWT :
فيطمع الذي في قلبه مرض
"..sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya.." (QS. Al-Ahzab : 32)

Maka orang sakit merasakan perih yang orang sehat tidak merasakannya. Ia akan terkena bahaya dengan hawa panas atau dingin serta beraktifitas sedikit saja, atau dengan perkara lain yang tidak sanggup ia tanggung disebabkan lemahnya ia dengan mengidap penyakit tadi. Memang penyakit secara umum menjadikan orang yang sakit menjadi lemah karena kekuatannya sudah digerogoti olehnya sehingga menjadi tidak tidak berdaya untuk menanggung apa yang bisa ditanggung oleh orang yang sehat. Sedangkan kesehatan sendiri bisa dijaga dengan memberikan sesuatu yang cocok, dan akan lenyap dengan sesuatu yang menjadi pantangannya. Demikian juga penyakit, akan semakin ganas dengan memberikan sesuatu yang cocok dengan penyebab timbulnya dan akan lenyap dengan pantangannya. Maka apabila pada orang yang sakit terjadi sesuatu kecocokan dengan sebab timbulnya penyakit, niscaya penyakitnya akan semakin parah, dan daya tahan tubunya akan semakin melemah. Bahkan bisa-bisa orang tersebut meninggal. Lain kalau yang terjadi padanya adalah sesuatu yang menambah daya tahan serta yang mampu menghilangkannya, hasilnya adalah sebaliknya.

Perbedaan antara Penyakit Hati dan Badan

Ibnu Taimiyah berkata : sesungguhnya sakit itu lebih ringan daripada kematian, maka hati juga bisa mati dengan kebodohan yang mutlaq dan akan sakit ketika terkena satu dari penyakit kebodohan. Jadi, hati itu bisa mati dan sakit, sebagaimana ia juga memiliki kehidupan dan kesembuhan. Sedangkan kehidupan, kematian, sakit dan sembuhnya itu jauh lebih besar daripada hidupnya badan, kematian, sakit dan kesembuhannya. Oleh sebab itu, apabila datang kepada hati syubhat ataupun syahwat, akan semakin kuat sakitnya. Tetapi ketika yang datang adalah hikmah dan nasehat, maka itulah sebab dari kebaikan dan kesembuhannya. Allah SWT berfirman :
ليجعل مايلقي الشيطان فتنة للذين في قلوبهم مرض
"Agar Dia menjadikan apa yang dimasukkan oleh syaithon itu, sebagai cobaan bagi orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit..." (QS. Al-Hajj : 53)

Karena hal itu mendatangkan syubhat kepada mereka serta kerasnya hati untuk menjadikannya kering. Maka mereka adalah orang yang lemah hatinya dikarenakan sakit tadi. Sehingga jadilah apa yang dibisikkan oleh syaithon fitnah bagi mereka. Mereka ini hatinya keras dari keimanan, sehingga itu juga menjadi fitnah bagi mereka. Hati mereka tidak mati seperti matinya hati orang-orang kafir dan orang-orang munafik, tetapi juga tidak sehat seperti sehatnya hati orang-orang mukmin. Tetapi di sana terdapat fitnah berupa syubhat dan syahwat. Sebagaimana Allah SWT berfirman :
فيطمع الذي في قلبه مرض
"..sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya.." (QS. Al-Ahzab : 32)

Maksudnya  adalah penyakit syahwat. Sebab hati yang sehat itu meskipun dihadapkan kepada seorang wanita, ia tak akan menoleh kepadanya, lain dengan hati yang terkena penyakit syahwat; sesunggunya ia "disebabkan ketidak berdayaannya" akan condong kepada apa saja yang disodorkan kepadanya, sesuai dengan kuat dan lemahnya penyakit tadi. Sehingga ketika kaum hawa melembutkan suaranya, orang yang di dalam hatinya terdapat penyakit akan berambisi terhadapnya.

Muhammad Ilham, S.Ud., M.Ag
Nukilan buku Tibbul qulub oleh  Dr. 'Ajiil Jaasim An Nasyimi (Dialog Ilmiah Problematika Hati dan Solusinya bersama syaikhul islam Ibnu Taimiyah)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hadits Mubham dan Majhul

Tingkatan lafadz menurut ketidakjelasan menurut hanafiyah

ILMU AL-JARH DAN AT-TA’DIL