Ilmu komunikasi
PEMBAHASAN
A.Tinjauan Umum tentang
Komunikasi
1.
Pengertian tentang
komunikasi :
a) Komunikasi adalah
pengiriman pesan atau tukar menukar informasi atau ide/gagasan (Oxford
Dictionary).
b) Komunkasi adalah suatu
proses ketika informasi disampaikan pada orang lain melalui symbol, tanda, atau
tingkah laku.
c) Komunkasi bisa berbentuk
komunikasi verbal, komunikasi non verbal, dan komunikasi abstrak.[1]
Berdasarkan pengertian
diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan
atau informasi dari seseorang kepada orang lain baik secara verbal maupun
nonverbal. Penyampaian pesan dapat
dilakukan dengan menggunakan symbol, tanda, atau tingkah laku. [2]
2.
Unsur-unsur Komunikasi
Unsur-unsur
komunikasi adalah ; komunikator, pesan, komunikan, media, dan respon atau umpan
balik dan berikut penjelasannaya :
a)
Komunikator.
Komunikator atau orang
yang menyampaikan pesan harus berusaha merumuskan isi pesan yang akan
disampaikan. Sikap dari komunikator harus empati, jelas. Kejelasan kalimat dan
kemudahan bahasa akan sangat mempengaruhi penerimaan pesan oleh komunikan.
b)
Pesan
Pesan adalah pernyataan yang didukung oleh lambang.
Lambang bahasa dinyatakan baik lisan maupun tulisan. Lambang suara berkaitan
dengan intonasi suara. Lambang gerak adalah ekspresi wajah dan gerakan tubuh,
sedangkan lambang warna berkaitan dengan pesan yang disampaikan melalui warna
tertentu yang mempunyai makna, yang sudah diketahui secara umum, misalnya
merah, kuning, dan hijau pada lampu lalu lintas.
c)
Komunikan
Komunikan adalah penerima
pesan. Seorang penerima pesan harus tanggap atau peka dengan pesan yang
diterimanya dan harus dapat menafsirkan pesan yang diterimanya. Satu hal
penting yang harus diperhatikan adalah persepsii komunikan terhadap pesan harus
sama dengan persepsi komunikator yang menyampaikan pesan.
d) Media
Media adalah sarana atau saluran
dari komunikasi. Bisa berupa media cetak, audio, visual dan audio-visual.
Gangguan atau kerusakan pada media akan mempengaruhi penerimaan pesan dari
komunikan.
e)
Respon/umpan balik.
Respon atau umpan balik
adalah reaksi komunikan sebagai dampak atau pengaruh dari pesan yang
disampaikan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Umpan balik langsung
disampaikan komunikan secara verbal, yaitu dengan kalimat yang diucapkan
langsung dan nonverbal melalui ekspresi wajah atau gerakan tubuh. Umpan balik
secara tidak langsung dapat berupa perubahan perilaku setelah proses komunikasi
berlangsung, bisa dalam waktu yang relative singkat atau bahkan memerlukan
waktu cukup lama. [3]
3.
Faktor yang mempengaruhi
komunikasi
a)
Situasi/suasana
Situasi/suasana yang hiruk
pikuk atau penuh kebisangan akan mempengaruhi baik/tidaknya pesan diterima oleh
komunikan, suara bising yang diterima komunikan saat proses komunikasi
berlangsung membuat pesan tidak jelas, kabur, bahkan sulit diterima. Oleh
karena itu, sebelum proses komunikasi dilaksanakan, lingkungan harus diciptakan
sedemikian rupa supaya tenang dan nyaman.
Komunikasi yang
berlangsung dan dilakukan pada waktu yang kurang tepat mungkin diterima dengan
kurang tepat pula. Misalnya, apabila perawat memberikan penjelasan kepada orang
tua tentang cara menjaga kesterilan luka pada saat orang tua sedang sedih,
tentu saja pesan tersebut kurang diterima dengan baik oleh orang tua karena
perhatian orang tua tidak berfokus pada pesan yang disampaikan perawat,
melainkan pada perasaan sedihnya.
b)
Kejelasan pesan
Kejelasan pesan akan
sangat mempengaruhi keefektifan komunikasi. Pesan yang kurang jelas dapat
ditafsirkan berbeda oleh komunikan sehingga antara komunikan dan komunikator
dapat berbeda persepsi tentang pesan yang disampaikan. Hal ini akan sangat
mempengaruhi pencapaian tujuan komunikasi yang dijalankan. Oleh karena itu,
komunikator harus memahami pesan sebelum menyampaikannya pada komunikan, dapat
dimengerti komunikan dan menggunakan artikulasi dan kalimat yang jelas.
c)
Komunikasi yang
efektif
o
Yakinkan apa yang akan
dikomunikasikan dan bagaimana mengkomunikasikannya. Hal yang berkaitan dengan
kejelasan pesan yang ingin disampaikan.
o
Gunakan bahasa yang jelas
dan dapat dimengerti komunikan. Seringkali perawat menemui pesan yang tidak
dapat berbahasa Indonesia, sedangkan perawat itu sendiri tidak dapat berbahasa
seperti pasien. Dalam kondisi seperti ini, orang ketiga diperlukan untuk
menjembatani proses komunikasi tersebut.
o
Gunakan media komunikasi
yang tepat dan adekuat. Media tertentu tepat digunakan untuk komunikasi
tertentu. Perawat yang sedang memberi penyuluhan pada satu orang pasien tidak
perlu menggunakan flip chart, tetapi cukup dengan brosur atau leaflet.
Sebaliknya dalam satu kegiatan penyuluhan pada 25 orang tidak cukup hanya
dengan brosur saja, tetapi diperlukan media yang tepat seperti flip chart atau
film.
o
Ciptakan iklim komunikasi
yang baik dan tepat. Untuk berlangsungnya proses komunikasi yang efektif
diperlukan suasana tenang dan tidak bising. Akan lebih baik lagi apabila
disertai dengan udara yang nyaman dan tidak terlalu panas.
o
Dengarkan dengan penuh
perhatian terhadap apa yang sedang diutarakan komunikan karena apa yang
diutarakan komunikan adalah umpan balik terhadap pesan yang diberikan komunikator.
o
Hindarkan komunikasi yang
tidak disengaja. Setiap proses komunikasi yang dijalankan hendaknya mempunyai
tujuan yang jelas dan dilakukan dengan berencana.
o
Ingat bahwa komunikasi
adalah proses dua arah, yaitu harus terjadi umpan balik antara komunikator dan
komunikan.
o
Yakinkan bahwa tindakan
yang dilakukan tidak kontradiksi dengan apa yang diucapkan. Dengan kata lain
ekspresi verbal harus sesuai dengan ekspresi non verbal. Hindari mengatakan
saya turut berbahagia tetapi dengan ekspresi wajah yang datar dan tidak
menunjukkan rasa bahagia.[4]
4.
Hambatan
Dalam Proses Komunikasi
Melakukan komunikasi yang efektif tidaklah mudah. Beberapa ahli menyatakan
bahwa tidak ada proses komunikasi yang sebenar-benarnya efektif, karena selalu
terdapat hambatan. Hambatan komunikasi pada umumnya mempunyai dua sifat berikut
ini :
a)
Hambatan
yangbersifat objektif,
yaitu hambatan terhadap
proses komunikasi yang tidak disengaja dibuat oleh pihak lain tetapi lebih
disebabkan oleh keadaan yang tidak menguntungkan. Misalnya
karena cuaca, kebisingan kalau komunikasi di tempat ramai, waktu yang tidak tepat,
penggunaan media yang keliru, ataupun karena tidak kesamaan atau tidak “in
tune” dari frame of reference dan field of reference antara komunikator dengan
komunikan.
b)
Hambatan
yang bersifat subjektif,
yaitu :
hambatan yang sengaja di buat orang lain sebagai upaya penentangan, misalnya
pertentangan kepentingan, prasangka, tamak, iri hati, apatisme, dan
mencemoohkan komunikasi.
Sedangkan kalau diklasifikasikan hambatan komunikasi meliputi :
1)
Gangguan
(Noises), ganguan ini terdiri dari
:
Gangguan mekanik (mechanical/channel
noise),yaitu gangguan disebabkan saluran komunikasi atau kegaduhan yang
bersifat fisik.
2) Gangguan
semantik (semantic noise), yaitu bersangkutan dengan pesan komunikasi yang
pengertiannya menjadi rusak. Lebih banyak kekacauan penggunaan bahasa,
pengertian suatu istilah atau konsep terdapat perbedaan antara komunikator
dengan komunikan.
3) Gangguan personal (personnel noise), yaitu
bersangkutan dengan kondisi fisik komunikan atau komunikator yang sedang
kelelalahan, rasa lapar, atau sedang ngantuk. Juga kondisi psikologis, misalnya
tidak ada minat, bosan, dan sebagainya. Dalam hal ini gangguan
personal tebagi lagi atas beberapa bagia yaitu :
·
Kepentingan
(Interest)
Interest akan membuat seseorang selektif dalam menanggapi atau menghayati suatu
pesan. Orang akan memperhatikan perangsang yang ada kaitannya dengan
kepentingannya. Kepentingan bukan hanya mempengaruhi perhatian kita tetapi juga
menentukan daya tanggap, perasaan, pikiran, dan tingkah laku yang akan
merupakan sikap reaktif terhadap segala perangsang yang tidak bersesuaian atau
bertentangan dengan suatu kepentingan.
·
Motivasi
Motif atau daya dorong dalam diri seseorang untuk melakukan atau tidak
melakukan sesuatu yang sesuai dengan keinginan, kebutuhan dan kekurangannya.
Pada umumnya motif seseorang berbeda-beda jenis maupun intensitas dengan yang
lainnya, termasuk intensitas tanggapan seseorang terhadap suatu komunikasi.
Semakin komunikasi sesuai motivasinya semakin besar kemungkinan komunikasi itu
dapat diterima dengan baik oleh pihak komunikan.
·
Prasangka
(Prejudice)
Sikap seseorang terhadap sesuatu secara umum selalu terdapat dua alternatif
like and dislike, atau pun simpati dan tidak simpati. Dalam sikap negatif
(dislike juga tidak simpati) termasuk prasangka yang akan melahirkan curiga dan
menentang komunikasi. Dalam prasangka emosi memaksa seseorang untuk menarik
kesimpulan atas dasar stereotif (tanpa menggunakan pikiran rasional). Emosi
sering membutakan pikiran dan pandangan terhadap fakta yang nyata, tidak akan
berpikir secara objektif dan segala yang dilihat selalu akan dinilai negatif.
·
Evasi
Komunikasi
Evasion of communication adalah gejala mencemoohkan dan mengelakkan suatu
komunikasi untuk kemudian mendiskreditkan atau menyesatkan pesan komunikasi.
Menurut E. Cooper dan M. Johada yang dikutip oleh Onong Uchjana Effendi dalam
buku “Ilmu, Teori Dan Filsafat Komunikasi” menyatakan beberapa jenis evasi :
Menyesatkan pengertian (understanding derailed), contoh : Apabila seorang
mahasiswa menyerukan pada teman-temannya untuk meningkatkan prestasi belajar
dengan jalan rajin masuk kuliah, rajin membaca, dan menghormati dosen. Maka
komunikasinya oleh mahasiswa lain mungkin akan diangggap sebagai usaha mencari
muka.
Mencacadkan pesan komunikasi (message made invalid), contoh : Apabila seorang
siswa A tidak disenangi oleh siswa B, C, D, dan E. Ketika B melihat A sedang
dinasehati guru BP, maka B mengatakan pada C bahwa A sedang dimarahi Guru BP. C
mungkin mengatakan pada D bahwa A sedang dimaki-maki Guru BP. Dan D mengatakan
pada E bahwa A diskor oleh Guru BP.
Mengubah kerangka referensi (changing frame of reference), menunjukkan
seseorang yang menggapi komunikasi dengan diukur oleh kerangka referensi
sendiri, menurut seleranya sendiri tanpa memperhatikan kerangka referensi orang
yang akan diberikan pesan tersebut.[5]
KESIMPULAN
ertian tentang komunikasi :
ertian tentang komunikasi :
·
Komunikasi adalah
pengiriman pesan atau tukar menukar informasi atau ide/gagasan (Oxford
Dictionary).
·
Komunkasi adalah suatu
proses ketika informasi disampaikan pada orang lain melalui symbol, tanda, atau
tingkah laku.
·
Komunkasi bisa berbentuk
komunikasi verbal, komunikasi non verbal, dan komunikasi abstrak.
Unsur-unsur
Komunikasi Unsur-unsur komunikasi adalah
;
·
komunikator,
·
pesan,
·
komunikan,
·
media,
·
dan respon atau umpan
balik.
Faktor yang mempengaruhi
komunikasi
·
Situasi/suasana
·
Kejelasan pesan
·
Komunikasi yang
efektif
Hambatan Dalam Proses Komunikasi
·
Hambatan yangbersifat
objektif, yaitu hambatan terhadap proses komunikasi yang tidak disengaja dibuat
oleh pihak lain tetapi lebih disebabkan oleh keadaan yang tidak menguntungkan. Misalnya
karena cuaca, kebisingan kalau komunikasi di tempat ramai, waktu yang tidak
tepat, penggunaan media yang keliru, ataupun karena tidak kesamaan atau tidak
“in tune” dari frame of reference dan field of reference antara komunikator
dengan komunikan.
·
Hambatan yang bersifat subjektif, yaitu hambatan yang sengaja di buat orang
lain sebagai upaya penentangan, misalnya pertentangan kepentingan, prasangka,
tamak, iri hati, apatisme, dan mencemoohkan komunikasi.
DAFTAR PUSTAKA
Blake,
Reed H., Edwin O. Haroldsen. (1979). A Taxonomy of Concepts in Communications.
New York: Hating House Publishers.
Effendy, Onong Uchyana. (1981). Dimensi-dimensi Komunikasi. Bandung: Alumni.
________. (1986). Ilmu Komunikasi - Teori dan Praktik: Bandung: Alumni.
Mulyana, Deddy. (2000). Ilmu Komunikasi, Suatu Pengantar. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Rakhmat, Jalaluddin. (2003). Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Karya.
Severin, Werner J., James W. Tankard Jr. (1982). Communication Theories:
Origins, Methods, and Uses in the Mass Media. New York: Longman Publishing
Group.
Stamm, Keith R., John E. Bowes. (1990). The Mass Communications Process.
Washington, Kendall: Hunt Publishing Company.
Komentar
Posting Komentar